Pada tahun 2024, Malaysia mengalami kekecewaan besar terkait pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Negara tersebut diperkirakan tidak akan mencapai angka yang ditargetkan, meskipun berhasil mencatatkan beberapa angka signifikan yang tetap menunjukkan Malaysia sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di kawasan Asia Tenggara. Namun, meskipun ada ketidaksesuaian dengan target, Malaysia tetap unggul jauh dibandingkan Indonesia dalam hal kedatangan wisatawan mancanegara.
Target yang Gagal Dicapai
Malaysia sebelumnya menargetkan kedatangan 30 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2024 sebagai bagian dari strategi nasional mereka untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata pasca-pandemi. Namun, hingga akhir tahun, negara ini diprediksi hanya dapat menerima sekitar 25 juta wisatawan, yang meskipun jauh dari target, tetap menunjukkan adanya pertumbuhan positif dibandingkan tahun sebelumnya.
Beberapa faktor yang berkontribusi pada kegagalan mencapai target ini termasuk tantangan global seperti fluktuasi ekonomi, kondisi politik, serta persaingan ketat dari negara-negara lain yang juga mengandalkan sektor pariwisata. Terlepas dari ketidakmampuan untuk mencapai sasaran ambisius ini, sektor pariwisata Malaysia masih menunjukkan daya tarik yang luar biasa.
Mengungguli Indonesia dalam Kedatangan Wisman
Meski Malaysia tidak mencapai targetnya, Indonesia tetap berada di belakang Malaysia dalam hal kedatangan wisatawan mancanegara (wisman). Indonesia, yang memiliki potensi pariwisata yang kaya dan beragam, masih kesulitan untuk menyaingi popularitas Malaysia di mata wisatawan internasional.
Pada tahun 2024, Indonesia diperkirakan hanya akan menerima sekitar 15-18 juta wisatawan, jauh tertinggal dibandingkan dengan Malaysia yang berhasil menarik lebih banyak wisman meskipun tidak mencapai target. Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab ketertinggalan Indonesia antara lain adalah kurangnya promosi pariwisata yang terkoordinasi dengan baik, infrastruktur yang belum sepenuhnya berkembang, serta tantangan dalam meningkatkan kualitas layanan pariwisata secara menyeluruh.
Di sisi lain, Malaysia terus memanfaatkan keunggulan geografisnya yang dekat dengan negara-negara besar seperti Singapura, China, dan India. Selain itu, program “Visit Malaysia Year” yang berkelanjutan menjadi daya tarik utama dalam meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan asing ke negara ini. Pemerintah Malaysia juga fokus untuk mendatangkan wisatawan dengan diversifikasi produk pariwisata, mulai dari destinasi pantai, budaya, kuliner, hingga ekowisata, yang memikat beragam kalangan wisatawan.
Faktor-Faktor yang Membantu Malaysia Tetap Unggul
Beberapa faktor yang membantu Malaysia tetap unggul dalam hal kedatangan wisatawan dibandingkan Indonesia antara lain:
- Aksesibilitas yang Lebih Baik
Malaysia memiliki konektivitas penerbangan yang lebih luas dengan berbagai negara. Bandara-bandara internasional seperti di Kuala Lumpur dan Penang memberikan akses mudah bagi wisatawan mancanegara untuk menjelajahi negara tersebut. - Promosi Wisata yang Efektif
Pemerintah Malaysia telah menjalankan kampanye pemasaran yang lebih agresif dan terkoordinasi dengan baik, menggunakan berbagai media sosial dan platform digital untuk menjangkau audiens internasional. - Infrastruktur Pariwisata yang Lebih Maju
Malaysia dikenal memiliki infrastruktur pariwisata yang lebih modern dan efisien. Dengan fasilitas akomodasi, transportasi, dan tempat wisata yang sudah matang, negara ini menarik banyak wisatawan untuk kembali berkunjung. - Keamanan dan Kesehatan
Malaysia juga memiliki reputasi yang cukup baik dalam hal keamanan dan protokol kesehatan yang sesuai dengan standar internasional, memberikan rasa nyaman bagi wisatawan yang datang.
Indonesia Masih Memiliki Potensi Besar
Meskipun masih tertinggal dari Malaysia dalam jumlah wisatawan mancanegara, Indonesia tetap memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Keanekaragaman budaya, alam, dan kuliner yang dimiliki Indonesia sangat berpotensi menarik lebih banyak wisatawan. Destinasi-destinasi unggulan seperti Bali, Yogyakarta, dan Jakarta terus menjadi magnet wisata dunia.
Pemerintah Indonesia juga terus berupaya untuk memperbaiki infrastruktur pariwisata serta meningkatkan kualitas layanan untuk memperbaiki daya saing. Selain itu, dengan adanya proyek-proyek besar seperti Lombok, Mandalika, dan Ibu Kota Negara (IKN), Indonesia diprediksi akan semakin menarik lebih banyak investasi dan wisatawan internasional di masa depan.
Kesimpulan
Walaupun Malaysia gagal mencapai target kedatangan wisatawan mancanegara tahun 2024, negara tersebut tetap mempertahankan posisi terdepan dibandingkan Indonesia dalam hal sektor pariwisata internasional. Namun, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalan dan menggali potensi wisata yang dimilikinya. Keduanya memiliki keunikan dan daya tarik yang berbeda, dan sudah saatnya Indonesia lebih fokus pada peningkatan kualitas, promosi, dan pengembangan untuk mengoptimalkan sektor pariwisata yang masih memiliki potensi luar biasa.
https://specialevents.parks.lacounty.gov
http://pilotador2015.fcbarcelona.cat/
https://awverify.afcwimbledon.co.uk
https://oscrecruitment.kingfisher.com
https://www.santadash.marstonspubs.co.uk
https://dev.spyder.bilstein.com